Menjelajah pedalaman Bali dengan sepeda – 45km, 2,5 jam.
SETIAP jenis hubungan adalah proses kompromi yang tidak pernah selesai. Dan itu juga berlaku ketika Anda dan pasangan berlibur bersama. Pilihan lokasi, aktivitas, bahkan jenis tas yang dibawa saja seringkali menimbulkan perdebatan seru. Masalah tas, misalnya, perempuan adalah sebuah koper, sedangkan pria adalah tas ransel. Dan itu adalah perdebatan yang masih terus berlangsung antara saya dan istri saya sampai sekarang – setiap kali kami akan berlibur.
Soal lokasi tujuan seringkali saya harus mengalah. Tapi saya selalu mencoba untuk bernegosiasi soal aktivitas. Istri saya yang semula menganggap snorkelling ada kegiatan konyol-berenang-bersama-ikan akhirnya keranjingan kegiatan itu setelah mengalami langsung snorkelling di Kerabi. Sebentar lagi mungkin saya bisa mengatasi rasa takutnya untuk diving.
Oke, cukup tentang saya dan pasangan – toh, Anda pasti mengalaminya juga.
Agustus lalu, akhirnya – setelah memberinya kenikmatan berkeliling Seminyak-Kuta-Legian dengan bersepeda – saya berhasil menyakinkan istri saya untuk mencoba bersepeda downhill di pedalaman Bali. Target saya adalah Ubud sebagai lokasi awal. Itu karena saya tahu di Ubud banyak operator tur yang menawarkan paket tur bersepeda lintas alam, menyusuri alam pedesaan dan pematang sawah Bali. Tapi, tentu saja, saya cukup selektif dalam hal ini. Saya tidak ingin kegiatan bersepeda downhill ini terlalu ringan seperti kegiatan wisata para turis dan biasanya diikuti oleh terlalu banyak peserta. Tapi juga tidak ingin yang terlalu sulit agar tetap bisa diikuti istri saya yang tidak terbiasa dengan bersepeda di medan berat.
om, boleh tahu gak contact HP Wayan, saya tertarik main sepeda di Bali. Terima kasih.
Boleh, om. Silahkan: Wayan Kembar, 0818566743 atau 0361-978631.