Menurut Wayan, masih ada satu tanjakan menantang lagi di depan sana. Saya biarkan istri saya untuk melaju di depan. Dan benar saja, tidak sampai satu kilometer setelah melewati hutan bambu, sebuah tanjakan curam menghadang – lagi-lagi muncul secara mengagetkan karena terletak persis setelah jalan yang menikung. Syukurlah, berkat pengalaman melelahkan ketika harus mendorong sepeda di tanjakan pertama, istri saya sudah lebih waspada. Ia berhasil mengganti gir tepat sebelum mulai menanjak. Akhirnya, dengan kayuhan yang terseok-seok ia berhasil menaklukkan tanjakan kedua ini.
Setelah itu rute kami relatif bersahabat. Tinggal beberapa turunan tajam saja yang menuntut kami agar waspada dengan keseimbangan dan lubang. Di akhir jalan tanah, kami memasuki jalan semi-aspal perkampungan dan kemudian – ternyata – tembus ke jalan raya Klungkung. Sisa perjalanan, masih dengan rute menurun, adalah jalan aspal mulus yang berakhir di rumah Wayan di Klungkung – dimana meja penuh makanan khas rumahan Bali menyambut kami.
om, boleh tahu gak contact HP Wayan, saya tertarik main sepeda di Bali. Terima kasih.
Boleh, om. Silahkan: Wayan Kembar, 0818566743 atau 0361-978631.